Kamis, 11 Juni 2015

Emas Meniti Penurunan, Dolar Mulai Siuman

Emas spot tampak stabil dan cenderung melemah meski terpantau masih di dekat level tertinggi pada Kamis (11/06) hari ini setelah reli tiga hari akibat mengendurnya Dolar AS dan meningkatnya permintaan atas aset safe-haven di tengah krisis utang Yunani. Emas spot sedikit berubah di posisi 1,185.75 per ons pada pukul 11 WIB siang tadi, setelah ditutup naik 0.8 persen pada hari Rabu kemarin di angka 1,192.10.
emas
Dolar tumbang ke level rendah dua minggu terhadap Yen kemarin sore setelah Gubernur BOJ, Haruhiko kuroda, mengatakan bahwa Yne telah terlalu lemah dan ada kemungkinan mata uang Jepang itu akan melemah lebih jauh lagi. Greenback juga merosot terhadap Euro dan sejumlah mata uang mayor lainnya. Lemahnya Dolar membuat emas lebih murah bagi para pemilik mata uang lain selain Dolar, sehingga logam tersebut pun banyak diburu.

Menurut trader emas di Sydney yang diwawancarai oleh Reuters, emas hanya meniru pergerakan Dolar AS dan bias penurunan masih akan membayangi harga emas di tengah prospek kenaikan tingkat suku bunga AS. Dalam jangka pendek, emas akan mendapatkan dukungan dari kasus utang Yunani. Pergerakan emas, menurut trader tersebut, kemungkinan akan bereaksi spontan terutama apabila Yunani benar-benar default, tapi, efeknya tak akan mempengaruhi harga jangka panjang.

Emas Berjangka

Sementara itu, emas berjangka sudah menunjukkan penurunan pada Kamis sore ini, dengan Dolar AS yang menunjukkan pemulihan menjelang laporan penjualan retail AS malam nanti. Di divisi Comex New York, emas berjangka untuk pengiriman bulan Agustus memudar 0.28 persen dengan diperdagangkan di angka 1,183.30 per troy ons di pembukaan sesi Eropa. (Baca juga: Emas Sudah Mencapai Resistant FIBO 38.2 dan 61.8)

Sebelumnya, China, sebagai negara konsumen emas terbesar kedua dunia, melaporkan adanya kenaikan dalam output industri. Output industri China naik 6.1 pada bulan lalu dari tahun sebelumnya, demikian dicatat oleh Biro Statistik pada hari Kamis (11/06) ini, berakselerasi dari posisi 5.9 persen pada bulan April dan mematahkan proyeksi rata-rata yang memperkirakan kenaikan akan terjadi sebanyak 6.0 persen menurut survei Bloomberg.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar